Banyak dari wanita muslimah yang belum mau (atau tidak mau?!) berjilbab
berdalih:
"Allah belum memberiku hidayah. Do'akan aku agar segera mendapat
hidayah." Maka mereka ini telah TERPEROSOK ke dalam kesalahan yang NYATA.
Kami ingin bertanya: "Bagaimana engkau TAHU bahwa Allah belum memberimu
hidayah?"
Jika jawabannya: "Aku tahu."
Maka jawablah dua pertanyaan ini:
1. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah melihat ke dalam kitab
yang tersembunyi (al-Lauhul Mahfuzh)? Bahwa dirimu telah ditulis sebagai orang
yang belum atau tidak mendapatkan hidayah, dan dirimu telah tertulis sebagai
orang yang celaka dan bakal masuk neraka?
2. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah diberitahu oleh orang lain
atau makhluk lain? Bahwa dirimu tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah?
Jika kedua pertanyaan tersebut tidak mampu kau jawab, bagaimana engkau bisa
mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah???
Pernahkah engkau mencoba untuk MENCATAT, berapa banyak dosa yang kau lakukan
dengan "hati yang ringan" dalam setiap harinya hanya dengan SATU
perintah Allah yang ENGGAN kau taati?
Siapkanlah alat
tulismu dan cobalah kau catat mulai hari ini:
1. Ketika keluar rumah tanpa berjilbab, maka pada hakikatnya
dirimu telah berbuat maksiat karena memperlihatkan aurat. Ada berapa orang yang
bukan mahram yang lewat di depan rumahmu dan melihat dirimu
"memamerkan" aurat? Catat...
2. Ketika berada di jalan menuju ke pasar atau kemana pun tujuanmu, ada berapa
banyakkah orang yang bukan mahram yang melihat dirimu "memamerkan"
aurat? Catat...
3. Ketika berada di tempat tujuan, tempat kerja atau apapun tempat yang kau
tuju, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram melihatmu
"memamerkan" aurat? Catat....
4. Demikian pula ketika menuju pulang ke rumahmu, ada berapa banyakkah orang
yang melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
Maka cobalah kau jumlah, terhadap berapa banyak orangkah dirimu
"mempertontonkan" aurat dalam sehari ini?
Lalu cobalah engkau membaca firman Allah Ta'ala berikut ini:
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan) nya pula." (Az Zalzalah: 8)
Siapakah di antara teman-temanmu atau keluargamu yang dapat membelamu ketika
dirimu sudah terbujur kaku di dalam kuburmu?
Engkau menambah dosa dengan dosa, lalu dirimu mengharap tingkatan-tingkatan
surga dan kemenangan seorang ahli ibadah. Apakah kau lupakan Rabb-mu saat Dia
mengeluarkan Adam dari Surga menuju dunia hanya karena disebabkan satu dosa..??
Ketahuilah wahai saudariku....
Hidayah (petunjuk) ada dua macam, yaitu hidayatut taufiq dan hidayatul irsyad.
1. Hidayatut Taufiq
Semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya,
dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk."
(Al-Qashash: 56)
2. Hidayatul Irsyad
Ini dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan setiap orang yang
berdakwah ilallah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam
firman-Nya:
…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus." (Asy Syura: 52).
Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang
yang berdakwah ilallah, karena orang yang berdakwah ilallah hanya memberikan
sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain.
Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya
Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya
(hidayatut taufiq), ataukah tidak.
[Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Maka yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya
hidayah mau menerima hidayah (petunjuk) tersebut ataukah dia LEBIH SENANG
BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, "Belum mendapat
hidayah." (?!)
Orang-orang yang telah "melihat" datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU
mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI
kesesatan daripada hidayah (petunjuk).
Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta'ala sebagaimana dalam firman-Nya:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka
lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.." (Al Fushshilat: 17)
Allah Ta'ala berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaan-Nya." (Al-Baqarah: 196)
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka apabila mereka tidak memenuhi seruanmu (wahai Muhammad), ketahuilah bahwa
sesungguhnya mereka itu hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang
lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari
Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang
zhalim.” (Al-Qashash: 50).
Allah Ta'ala berfirman:
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلا عَظِيمًا
"Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa
nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)."
(An Nisaa': 27)
Semoga bermanfaat....
Terima Kasih bwt yg sudah bersusah payah utk membuat artikel ini...
semoga dengan semakin menyebar luasnya artikel ini Pahala anda akan slalu
bertambah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar