Andi
Arsyl Rahman Putra
Seorang muslim, sudah sejatinya
memaksimalkan kewajiban, baik dengan Allah maupun dengan dirinya sendiri.
Terlepas hasil yang diterima tidak semua bermuara pada diri kita, bisa
jadi ada rencana terbaik yang Allah persiapkan.
Andi Arsyil Rahman Putra, akrab
disapa Arsyil, memerankan dengan baik tokoh Furqon dalam film yang diangkat
dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih.
Menjadi seorang entertainer ternyata bukanlah tujuan utama pria kelahiran
Makassar, 15 September 1987 ini.
Bermain di sebuah film layar
lebar ber-genre religius (islami), menjadikan
pengalaman berharga yang tidak akan dilupakannya. Baginya, ada pesan yang
tersirat dalam Islam yang sesungguhnya jika dapat dipahami lebbih lanjut akan
memberikan nilai tambah untuk pengikut setianya.
“Islam itu agama rahmatan
lil a’lamin. Ajaran
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist sangat cukup untuk menjawab
kebutuhan yang kita inginkan. Tapi sayang, terkadang kita jauh dari kitab
suci,” kata Arsyil yang juga penulis buku Life is Miracle.
Menurut Arsyil, Islam yang
sejatinya membimbing pengikutnya secara universal agar selamat di dunia dan di
akhirat, menjadi aturan hidup yang sesungguhnya bisa umat manusia upayakan agar
pesan-pesan yang terdapat di dalamnya bisa dipetik setiap saat. Jika Islam
menjadi wadahnya, maka Al-Qur’an sebagai penuntunnya dan Muhammad SAW adalah
sebagai teladannya umat manusia.
“Patokan kita back
to basic, yakni
kembali ke Al-Qur’an dan Hadist,” kata Arsyil yang juga seorang motivator ini.
“Saya bangga beragama Islam.
Karena itu yang menjadikan saya dekat dengan Allah. Sejatinya Allah itu ada dan
dekat, tinggal bagaimana kita mendekatkan diri dengan Sang Pemilik langit dan
bumi,” tutur anak kelima dari tujuh bersaudara, putra pasangan Prof Dr Ir H Andi
Rahman Mappangaja dan Ir Yusnidar Yusuf ini.
Selalu
Berprasangka Baik
Bagi Arsyil, semua yang terjadi
di bumi ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Karena semuanya telah
direncanakan oleh Allah SWT, bahkan semut pun sudah diatur rezekinya.
“Bahkan saat kita di alam
rahim, segala ketentuan seperti rezeki dan jodoh sudah diatur. Tantangannya,
siapkah kita untuk menggapai rezeki dan jodoh itu?” ujar pria yang pernah
menjadi Duta Pariwisata Kota Makassar tahun 2007.
Arsyil menyayangkan, masih
adanya sejumlah orang yang “mengambinghitamkan” keadaan sehingga membuat
langkahnya untuk terus berkarya malah tersendat. Bagi Arsyil, setiap manusia
memiliki potensi yang dapat dikembangkan serta punya rezeki yang berbeda dengan
manusia lainnya. Potensi rezeki itulah yang harus diusahakan agar bisa turun
dari Sang Pemberi Rezeki pada kita dengan cara berusaha dan bekerja keras.
Apabila yang kita usahakan itu
hanya menghasilkan rezeki yang kecil, maka bersyukurlah. Tak usah mengeluh akan
“nasib jelek” yang menimpa. “Yang kita anggap jelek, belum tentu itu jelek
untuk kehidupan. Makanya berprasangka baiklah kepada Allah dan kehidupan
merupakan jawaban yang terbaik,” ungkap Arsyil.
Belajarlah untuk lebih
mengetahui hakikat manusia, dari mana kita berasal dan akan kembali ke mana
nanti. (ihq)
Biodata:
Nama
: Andi Arsyil Rahman Putra
Ttl
: Makassar, 15 September 1987
Pekerjaan
: Aktor, Motivator, dan Entrepreneur
Film
: Ketika Cinta Bertasbih (KCB)
Sumber : http://www.muzakki.com/sosial/pengalaman-rohani/335-tuntaskan-kewajiban-lalu-pasrahkan.html
Sumber : http://www.muzakki.com/sosial/pengalaman-rohani/335-tuntaskan-kewajiban-lalu-pasrahkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar