Sabtu, 05 Mei 2012

Mencari dan Memberi Ilmu Dimanapun


Oki Setiana Dewi



Menjadi seorang muslimah sejati merupakan dambaan setiap wanita muslim di seluruh muka bumi ini, namun apakah dalam situasi dan kondisi dunia yang kian “parah” ini masih bisa terwujud? “Tak ada yang tak mungkin.” Itulah yang dikatakan Oki Setiana Dewi. Pemeran Anna dalam film Ketika Cinta Bertasbih ini tengah berusaha menjadi muslimah yang berguna bagi umat. Dengan mengenyampingkan tawaran berkarya di dunia entertainment, Oki kini mantap dengan pilihannya untuk meraih ilmu akhirat sebanyak-banyaknya sambil beramal dan mentransfer ilmu yang telah didapat.
Gadis kelahiran Batam, 13 Januari 1989 yang baru pulang umroh dari Tanah Suci ini tengah sibuk mendalami ilmu Al-Quran. Baginya, waktu sangatlah berharga sehingga ia tak mau melewatkan sedikit pun waktunya untuk hal yang tak berguna. Saat umroh saja, ia berinisiatif mengambil “kuliah singkat” mempelajari bahasa Arab di Universitas Umul Qura’, Mekkah. Modal “kuliah singkat” ini akan ia manfaatkan untuk menunjang pendidikan S2-nya nanti. Awalnya, Ia berharap bisa kuliah di Mekkah, khususnya di Universitas Umul Qura’, namun tampaknya niat baik itu harus ia relakan untuk ditunda karena ia “tak berani” hidup di negeri orang tanpa mahrom (pendamping yang sah).
Sambil mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan S2, Oki kini sibuk menulis buku ketiganya yang merupakan curahan hati selama ia melakukan perjalanan spiritual di Mekkah. Oki termasuk gadis yang rajin menulis pengalaman kisah hidupnya dalam bentuk buku. Buku pertamanya, Melukis Pelangi, sudah berstatus best seller. Memoar Oki tersebut berisikan kisahnya dalam mendapatkan hidayah sehingga bisa jadi seperti sekarang ini.  Dan, buku kedua Oki, Sejuta Pelangi, yang di-launching pada Maret 2012 berkisah tentang perjalanan hidupnya dalam kegatan-kegiatan sosial. “Buku kedua saya ini berisikan tentang perjalanan saya ketika berkunjung ke penjara, tempat para penyandang cacat, rumah sakit jiwa, dan lainnya,” tutur Oki antusias.
Ya, berkegiatan sosial merupakan salah satu kesibukan Oki sekarang ini. Salah satu prestasinya yang membanggakan adalah Oki didaulat menjadi Duta Rumah Anak Autis untuk tahun 2012. Salah satu tugas sebagai Duta Rumah Anak Autis yaitu menjadi sahabat bagi anak-anak autisme, mengajarkan mereka berbagai ilmu dengan metode khusus yang berbeda metodenya dengan cara pengajaran pada anak “normal” lainnya, sehingga anak autisme dapat menjadi pribadi mandiri kelak. Selain itu, Duta Rumah Autis juga berusaha menyadarkan masyarakat bahwa anak autisme adalah anak yang berkebutuhan khusus, yang harus diperlakukan sama seperti manusia lainnya walau ia terlihat seperti memiliki “dunianya sendiri”.
Selain berinteraksi dengan anak autisme, Oki kini intensif bergaul dengan para wanita yang berada di Lembaga Pemasarakatan Tangerang. LP khusus wanita itu ia sambangi setiap hari Sabtu pagi. Oki dan teman-temannya menjadi guru mengaji di sana. Sebanyak 250 narapidana wanita dibimbing untuk mahir membaca kitab suci Al-Qur’an. Tentu saja tak ada paksaan pada para narapidana wanita itu untuk mengikuti program “Sahabat Oki Setiana Dewi” ini. Progam ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Oki dan kawan-kawan dalam menyikapi kondisi umat (khususnya muslimah) yang terbengkalai dan tersia-siakan waktu hidupnya selama tinggal di penjara.
Dalam waktu yang relatif singkat (setiap Sabtu pukul 8.00 pagi hingga 11.00), Oki dan kawan-kawan mengajarkan ilmu tajwid Al-Qur’an. Memang banyak di antara para narapidana wanita itu yang sudah bisa membaca Al-Qur’an, namun tak sedikit di antara mereka yang “asal kenal” dengan kitab suci umat Islam tersebut. Maka dari itu, “Sahabat Oki Setiana Dewi” berusaha mengenalkan Al-Qur’an pada mereka plus kajian-kajian ilmu Islam lainnya. Setiap sebulan sekali, Oki membawa satu kenalannya dari duniaentertainment sebagai pemberi motivasi untuk para narapidana wanita di LP Tangerang.
Gadis jebolan Universitas Indonesia yang sering mengisi materi seminar tentang kemuslimahan di dalam dan luar negeri ini sudah empat bulan mengajar Al-Qur’an di LP Tangerang. Sebanyak delapan hingga sepuluh sahabat yang mengajar Al-Qur’an di LP Tangerang tak mengalami kesulitan saat hendak melangsungkan program ini. Pemimpin LP Tangerang pun dengan terbuka menyambut baik niat suci peraih penghargaan Pendatang Baru Wanita Terbaik Indonesian Movie Award 2010 ini.
Bagi Oki dan kawan-kawan, program ini mengalir begitu saja tanpa kesulitan. Selain tak ada izin khusus pada Pemimpin LP untuk mengadakan program pengajaran membaca Al-Quran bagi para penghuni LP Tangerang, masalah dana serta fasilitas belajar-mengajar pun kian dimudahkan oleh Allah. Awalnya kegiatan ini dibiayai oleh Oki dan kawan-kawan, kini banyak donatur yang membiayai program ini. Tak hanya dana, pengadaan Al-Qur’an dan sumbangan busana muslimah untuk para narapidana wanita pun sudah tak membuat Oki risau lagi.
“Alhamdulillah tak ada izin yang ribet untuk mengadakan program ini. Semuanya begitu dimudahkan. Saya memakai kebaikan pemimpin di LP ini untuk melakukan suatu perubahan. Alhamdulillah beliau mendukung,” ungkapnya.
Kerisauan Oki dalam menyelenggarakan program ini diawali oleh rasa ibanya pada sesama muslimah yang “terpaksa” menetap di LP ini. Oki merasa bahwa jangan sampai warga binaan LP Tangerang ini terlupakan oleh sentuhan pembinaan ruhani. Menurutnya pula, penjara biasanya jarang tersentuh oleh perhatian masyarakat karena image-nya memang tempat berkumpul orang yang tak baik. Alhamdulillah, kini semangat mencari ilmu-nya Oki sudah ditularkan pada para penhuni LP Tangerang. Dalam empat bulan, sudah mulai terbentuk bibit-bibit baru calon penerus guru mengaji yang berasal dari kalangan penghuni LP itu sendiri. Ke depannya, Oki berharap mereka bisa jadi guru mengaji lanjutan, baik itu ketika masih di LP maupun ketika sudah keluar dan bergabung kembali ke masyarakat di luar LP.
Dengan begitu banyak kegiatan yang Oki lakukan, pasti membuat keluarga khawatir dan merasa kehilangan sosok Oki di rumah. Namun Oki bisa menyiasatinya dengan mengajak anggota keluarganya untuk bersama-sama berdakwah dalam menyebarkan kebaikan di mana pun. Ajakannya ini ternyata tak hanya untuk keluarga dan teman dekatnya, Oki mengajak para penggemarnya untuk melakukan kebaikan pada sesama. Khusus para pemudi yang ingin membantu jadi tenaga sukarelawan dalam program mengajar membaca Al-Qur’an di LP Tangerang, Oki mempersilahkan mereka datang pada hari Sabtu pagi ke tempat tersebut. Insya Allah, petugas LP akan langsung memberi jalan dengan hanya menyebut tujuan datang ke tempat tersebut. Dan juga, bagi masyarakat umum yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Oki, dapat melihatnya di web pribadi Oki,www.okisetianadewi.co.id (ric) 



Tuntaskan Kewajiban Lalu Pasrahkan


Andi Arsyl Rahman Putra




Seorang muslim, sudah sejatinya memaksimalkan kewajiban, baik dengan Allah maupun dengan dirinya sendiri. Terlepas hasil yang  diterima tidak semua bermuara pada diri kita, bisa jadi ada rencana terbaik yang Allah persiapkan.
Andi Arsyil Rahman Putra, akrab disapa Arsyil, memerankan dengan baik tokoh Furqon dalam film yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih. Menjadi seorang entertainer ternyata bukanlah tujuan utama pria kelahiran Makassar, 15 September 1987 ini.

Bermain di sebuah film layar lebar ber-genre religius (islami), menjadikan pengalaman berharga yang tidak akan dilupakannya. Baginya, ada pesan yang tersirat dalam Islam yang sesungguhnya jika dapat dipahami lebbih lanjut akan memberikan nilai tambah untuk pengikut setianya.
“Islam itu agama rahmatan lil a’lamin. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist sangat cukup untuk menjawab kebutuhan yang kita inginkan. Tapi sayang, terkadang kita jauh dari kitab suci,” kata Arsyil yang juga penulis buku Life is Miracle.

Menurut Arsyil, Islam yang sejatinya membimbing pengikutnya secara universal agar selamat di dunia dan di akhirat, menjadi aturan hidup yang sesungguhnya bisa umat manusia upayakan agar pesan-pesan yang terdapat di dalamnya bisa dipetik setiap saat. Jika Islam menjadi wadahnya, maka Al-Qur’an sebagai penuntunnya dan Muhammad SAW adalah sebagai teladannya umat manusia.

“Patokan kita back to basic, yakni kembali ke Al-Qur’an dan Hadist,” kata Arsyil yang juga seorang motivator ini.
“Saya bangga beragama Islam. Karena itu yang menjadikan saya dekat dengan Allah. Sejatinya Allah itu ada dan dekat, tinggal bagaimana kita mendekatkan diri dengan Sang Pemilik langit dan bumi,” tutur anak kelima dari tujuh bersaudara, putra pasangan Prof Dr Ir H Andi Rahman Mappangaja dan Ir Yusnidar Yusuf ini.
Selalu Berprasangka Baik
Bagi Arsyil, semua yang terjadi di bumi ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Karena semuanya telah direncanakan oleh Allah SWT, bahkan semut pun sudah diatur rezekinya.

“Bahkan saat kita di alam rahim, segala ketentuan seperti rezeki dan jodoh sudah diatur. Tantangannya, siapkah kita untuk menggapai rezeki dan jodoh itu?” ujar pria yang pernah menjadi Duta Pariwisata Kota Makassar tahun 2007.

Arsyil menyayangkan, masih adanya sejumlah orang yang “mengambinghitamkan” keadaan sehingga membuat langkahnya untuk terus berkarya malah tersendat. Bagi Arsyil, setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan serta punya rezeki yang berbeda dengan manusia lainnya. Potensi rezeki itulah yang harus diusahakan agar bisa turun dari Sang Pemberi Rezeki pada kita dengan cara berusaha dan bekerja keras.

Apabila yang kita usahakan itu hanya menghasilkan rezeki yang kecil, maka bersyukurlah. Tak usah mengeluh akan “nasib jelek” yang menimpa. “Yang kita anggap jelek, belum tentu itu jelek untuk kehidupan. Makanya berprasangka baiklah kepada Allah dan kehidupan merupakan jawaban yang terbaik,” ungkap  Arsyil.

Belajarlah untuk lebih mengetahui hakikat manusia, dari mana kita berasal dan akan kembali ke mana nanti. (ihq)
Biodata:
Nama                     : Andi Arsyil Rahman Putra
Ttl                           : Makassar, 15 September 1987
Pekerjaan              : Aktor, Motivator, dan Entrepreneur
Film                        : Ketika Cinta Bertasbih (KCB) 




Sumber : http://www.muzakki.com/sosial/pengalaman-rohani/335-tuntaskan-kewajiban-lalu-pasrahkan.html